Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 26 Februari 2014

Minuman Khas Padang di Badunsanak


Minuman Khas Padang di Badunsanak - BUBUR5.jpg TRIBUNJAMBI.COM - MASAKAN Padang khas Sumatera Barat barangkali sebagian besar orang sudah mengenalnya, mengingat keberadaan restoran ini hampir ada di semua kota besar di Indonesia. Namun bila bicara soal penganan tradisionalnya barangkali belum banyak orang yang tahu. Pada kenyataannya memang sangat jarang restoran yang menyajikan masakan padang lengkap dengan minumannya, kecuali restoran yang memang berada di Sumatera Barat. Di Jambi juga demikian, dari sederet rumah makan Padang hampir tidak ada yang menyertakan minuman khasnya dalam menu. Namun, hal 'kecil' itu justru menjadi perhatian sehingga menjadi daya tarik dan ciri khas di restoran Badunsanak.Di restoran yang terletak di kawasan Paal 7, Kenali Asam Bawah, Kota Baru ini Anda dapat menjumpai aneka hidangan lain khas ranah Minang. Mulai dari bubur kampiun, Ampiang Dadieh, Cindua Rameh dan masih ada sederet menu khas lainnya ala Badunsanak. Tak bisa sembarang orang bisa mengolah hidangan khas ini, oleh karenanya koki khusus minuman khas ini didatangkan langsung dari daerah asal makanan itu berada.
"Ini ciri khas Badunsanak, karena menu-menu ini tidak ditemui di restoran
 Padang lain, kecuali restoran yang memang berada di Sumbar. Kokinya pun kita datangkan dari sana," papar Herman, general manajer Badunsanak kepada Tribun, Sabtu (7/12) siang.
Nah, bicara soal menu khas, di Badunsanak ada yang namanya bubur kampiun. Bagi orang Sumbar asli, tentu tahu arti kampiun yakni campur. Sesuai namanya, bubur kampiun ini terdiri dari beragam bahan yang dicampur menjadi satu. Ada delima, kacang ijo, kacang merah, ketan, pisang dan beberapa bahan lain. Rasanya manis segar dengan sedikit ramuan rempah, membuat penganan ini banyak diminati pelanggan.
Koki spesialis penganan khas, Udin, menyampaikan bahwa bubur kampiun merupakan makanan asli dari Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar. Penganan ini sudah ada sejak ia kecil, biasa dimakan para petani untuk melepas dahaga. Selain bubur kampiun, masih ada yang namanya Ampiang Dadieh yang berarti ketan dan susu sapi murni. Semua bahan dalam penganan ini sengaja didatangkan langsung dari Sumatera Barat, mengingat di Jambi bahan tersebut sulit di dapat. Penganan ini biasanya disajikan panas, untuk disantap pagi hari. Susu sapi murni ditaruh dalam sebuah wadah bambu dan ditutup daun pisang.
Dari deretan penganan khas, selain dua menu tersebut masih ada sederet menu khas yang lain, ada es tebak, kacang padi, cindua rameh, cendol ramas dan lainnya. Namun namanya restoran Padang, tak lengkap kalau tak menyajikan aneka makanan yang menggoda lidah. Tiga menu yang menjadi andalan di tempat ini adalah sop buntut, ayam pop dan gulai kepala kakap. Tribun sempat mencoba ayam pop, yang rasanya memiliki karakter rasa yang pas, gurih dengan bumbu yang meresap. Tanpa sambal maupun perasa lain, daging ayam ini sudah sangat lezat untuk dijadikan lauk.
Uniknya, di balik tampilan mewah rumah makan ini, harga-harga yang ditawarkan relatif murah. Untuk gulai kakap saja hanya dibandrol Rp 10 ribu saja per porsi (badan), sedangkan gulai kepala kakap dibandrol beragam, sesuai ukuran kepala. Porsi paling jumbo gulai kepala kakap ini hanya dibandrol dengan harga Rp35 ribu saja per porsinya. Begitu juga dengan sop buntut yang hanya dibandrol Rp 15 ribu per porsi. Sedangkan untuk jajanan khas, bervariatif mulai rp 12 ribuan per porsi.

SUMBER :  http://jambi.tribunnews.com/2013/12/10/minuman-khas-padang-di-badunsanak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news